Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui".
(QS Al-Baqarah : 261)
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui".
(QS Al-Baqarah : 261)
Abu Umamah al-Bahili bukanlah seorang yang kaya raya. Baginya
rezeki yang ia peroleh patut disyukuri, sedikit atau banyak semua itu
adalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Walaupun ia hidup
dengan keadaan yang serba kekurangan, tetapi Abu Umamah selalu
mengeluarkan sedekah dan suka menolong orang lain. ia berusaha sekuat
tenaga agar bisa memberikan bantuan, terkadang sesuatu yang ia
sedekahkan itu adalah barang yang sangat ia butuhkan untuk memenuhi
kehidupan keluarganya sehari-hari.
Pada suatu hari, ketika matahari belum sepenuhnya menampakkan
kemunculannya, tiba-tiba seorang pengemis mendatangi rumah Abu Umamah
dengan kondisi pakaian yang lusuh, kotor dan compang-camping. Kaki kiri
pengemis itu cacat, sehingga jalannya sedikit pincang. Abu Umamah
kemudian menerima pengemis itu dan memintanya untuk menunggu sebentar.
Abu Umamah segera masuk ke dalam untuk mencari sesuatu yang dapat ia
berikan kepada pengemis itu. Ternyata ia hanya memiliki uang sebanyak
tiga Dinar. Sebetulnya uang tiga dinar itu sangat ia butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya hari itu. tanpa berpikir
lama, Abi Umamah kemudian memberikan uang satu dinar kepada pengemis
itu.
Tidak beberapa lama kemudian, ketika Abu Umamah akan menutup pintu
rumahnya datang satu lagi seorang pengemis yang lain. Ia pun memberikan
satu dinar kepada pengemis itu. Apa yang terjadi ! tak disangka-sangka
rupanya datang lagi pengemis yang ketiga dan akhirnya ia pun memberikan
uang yang masih tersisa satu dinar lagi kepada pengemis yang ketiga itu,
sehingga Abu Umamah tidak memiliki uang lagi dan ia tidak dapat membeli
kebutuhan untuk keluarganya pada saat itu.
Istri Abu Umamah lalu marah setelah diberitahukan, bahwa uang tiga dinar
yang seharusnya digunakan untuk belanja sudah habis diberikan kepada
pengemis-pengemis itu. "Kita tidak memiliki apa-apa lagi. lantas dengan apa kita makan hari ini?"
Abu Umamah tidak menjawab perkataan istrinya itu, ia hanya diam dan
menutup pintu kamar sampai azan Zhuhur. Setelah itu ia pergi ke masjid
dalam keadaan perut kosong yang telah ia niati berpuasa sunnah. Istrinya
kemudian meminjam uang kepada tetanggganya untuk membeli makanan
berbuka nanti.
Ketika Abu Umamah dan istrinya selesai berbuka puasa, tiba-tiba datang
seorang tamu, yaitu sahabat Abu Umamah sendiri. Setelah mereka mengobrol
tentang berbagai hal, sahabatnya kemudian mengatakan maksud
kedatangannya.
"sahabatku, Abu Umamah! Tujuanku kesini adalah untuk menghadiahkan uang
tiga ratus dinar kepadamu. Perlu engkau ketahui, uang ini adalah laba
dari uang yang pernah aku pinjam darimu." kata sahabatnya
Setelah menerima uang itu, Abu Umamah mengucapkan syukur mendapatkan pemberian yang menurutnya sangat luar biasa banyaknya.
"Tiga dinar dibalas dengan tiga ratus dinar? Alangkah besarnya balasan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala." Yang terucap dari batin Abu Umamah
Ternyata Allah tidak akan mengingkari janji-Nya bagi orang-orang yang
suka bersedekah dan berbuat baik kepada orang lain. Dia akan
menggantinya dengan berlipat ganda. Dan orang-orang yang berusaha untuk
meningkatkan ketakwaannya kepada Allah., pasti akan memperoleh derajat
yang tinggi dan mulia disisi-Nya.
Pada malam hari itu juga, lalu Abu Umamah memberikan sebagian uang
pemberian sahabatnya itu kepada orang-orang fakir miskin dan yang
membutuhkannya.
Sumber : http://seribusatukisahislami.blogspot.co.id/2012/11/balasan-yang-luar-biasa-karena-sedekah.html
No comments :
Post a Comment