di Masjid Al-Ghufraan TTDI
Kuala Lumpur, Malaysia
31 Mei 2012
Penerjemah:
Ikhya Ulumuddien
Ikhya Ulumuddien
Kontributor:
M.T. Hidayat
Kita mulai dengan nama Allah (SWT). Kita memuja-Nya dan mengagungkan-Nya sebagaimana mestinya Dia dipuja dan diagungkan. Dan kita sampaikan shalawat dan salam kepada semua Rasul-Nya yang mulia, khususnya yang terakhir dari mereka, Nabi Muhammad (saw) yang diberkahi. Saudara dan saudari sekalian. Imam yang terhormat, saudara dan saudari sekalian di sini di Masjid Al-Ghufran di Taman Tun Dr. Ismail di Kuala Lumpur.
Assalamu'alaikum wr. wb.
Topik kita malam ini adalah satu topik yang baru saya sampaikan di International Islamic University di Gombak, tentang Khidr (as) dan Akhir Zaman. Dan kami ulangi ceramah tersebut malam ini di sini dan mungkin kami akan ulangi lagi di tempat lain. Sebagai tanda betapa pentingnya topik ini. Ini adalah topik yang sangat menarik. Jika Anda ingin mengerti dan memahaminya maka ajarkanlah ke orang-orang lain, terutama keluarga Anda sendiri.
Dan kita mulai dari Nabi Musa (as) yang menjadi Nabi Bani Israil. Dan dengan memulai dari Nabi Musa (as), kita langsung menyadari banyak pelajaran yang disampaikan topik ini untuk umat Yahudi. Pesan disampaikan kepada umat Yahudi dan kami mengajak mereka agar mendengarkan pesan ini pada malam ini. Umat Yahudi, karena inilah Nabi kalian, yang juga Nabi kita Nabi Musa (as)-- kisah ini ada dalam Sahih Bukhari-- menyampaikan khutbah di Sinai, gurun, bukan rumah sakit di Manhattan tapi di gurun. Kemudian seseorang mendatanginya, seorang Israel. Dan berkata padanya: "Ya, Musa (as) betapa hebat khutbah yang engkau sampaikan. Engkau pasti orang paling berilmu di dunia". Dan Nabi Musa (as) menjawab: "Ya, akulah orang paling berilmu di dunia."
Dan pada bagian kisah itu, saya tahu bahwa seluruh episode ini adalah pesan untuk Bani Israil. Karena itulah yang mereka yakini tentang diri mereka. Mereka percaya bahwa mereka adalah manusia elite bahwa mereka lebih unggul dari yang lain dan mereka tahu saya berbicara benar. Mereka tahu mereka tidak bisa menyangkal saya bahwa mereka adalah manusia elite dan semua manusia lainnya disebut Al-Ummiyyuun, terkadang diterjemahkan sebagai umat kafir atau dianggap sebagai kecoa. Kita adalah kaum yang lebih rendah dan mereka adalah kaum elite. Dunia ini milik mereka. Merekalah yang paling berilmu dan surga disediakan untuk mereka.
Dan Allah menanggapi dalam Al-Qur'an. Dia berfirman: Jika kalian yakin bahwa kalianlah umat pilihan Allah, kalian yang paling berilmu dan surga disediakan untuk kalian, maka mengapa kalian tidak mengharapkan kematian? Jika kalian benar dalam keyakinan kalian. Tapi tidak. Mereka tidak akan pernah mengharapkannya. (QS. Al-Jumuah, 62: 6-7).
Karena itulah kata-kata ini dikeluarkan dari mulut Musa (as)--menurut pendapat saya, dan Allah Maha Tahu.
Dia (Musa [a.s.]) berkata: Ya, akulah yang paling berilmu. Sebenarnya berbicara untuk kaumnya yang mempercayai keyakinan sesat. Dan biarkan saya ulangi sekali lagi jika saya mengungkapkan pendapat tentang suatu hal seperti yang saya lakukan sekarang. Saya tidak ingin Anda menerima pendapat saya, tidak. Tidak hingga Anda yakin itu benar. Hanya dengan begitulah Anda menerima pendapat orang lain.
Dia (Musa [a.s.]) berkata: Ya, akulah yang paling berilmu. Sebenarnya berbicara untuk kaumnya yang mempercayai keyakinan sesat. Dan biarkan saya ulangi sekali lagi jika saya mengungkapkan pendapat tentang suatu hal seperti yang saya lakukan sekarang. Saya tidak ingin Anda menerima pendapat saya, tidak. Tidak hingga Anda yakin itu benar. Hanya dengan begitulah Anda menerima pendapat orang lain.
Jadi, saat dia berkata: "Ya, akulah orang paling berilmu". Kemudian Allah menanggapi dan berbicara padanya. Dan tentu saja pesan ini ditujukan kepada Bani Israil, termasuk orang-orang yang sekarang menguasai Negara Israel.
Firman Allah : "Tidak, engkau bukanlah orang paling berilmu. Ada seorang hamba-Ku yang lebih berilmu daripada engkau".
Dan jika umat Yahudi mendengarkan ceramah ini, mereka akan terkejut. Siapa dia? Siapa orang yang paling berilmu? Dan dengan berlanjutnya ceramah ini, Anda akan menyadari bahwa Allah berfirman khususnya mengenai Akhir Zaman. Yakni siapa orang paling berilmu pada Akhir Zaman?, maka Musa (as) berkata: "aku ingin menemuinya, aku ingin bertemu dengannya".
Saya ajak umat Yahudi malam ini agar mengulangi apa yang dikatakan Musa (as) : Aku ingin menemuinya. Sehingga, kami yang mengikuti Muhammad (saw), kami dapat mengantar kalian bertemu dengannya malam ini.
Maka Allah berfirman: Engkau akan menemuinya di pertemuan dua lautan. Majma' al-Bahrain.
Majma' al-Bahrain. Di pertemuan dua lautan. Dan kami akan kembali membahas istilah itu, insya Allah. Jadi Allah berfirman: Bawa ikanmu dan letakkan di dalam keranjang. Ikan goreng, ikan bakar, saya tidak tahu yang mana. Dan letakkan ikan itu di dalam keranjang. Dan pergilah ke pertemuan dua lautan. Dan saat ikan itu melompat keluar dari keranjang, artinya makhluk yang mati jadi hidup kembali. Dan ikan itu menyusuri jalannya ke air. Itulah tempat engkau akan bertemu dengannya.
Majma' al-Bahrain. Di pertemuan dua lautan. Dan kami akan kembali membahas istilah itu, insya Allah. Jadi Allah berfirman: Bawa ikanmu dan letakkan di dalam keranjang. Ikan goreng, ikan bakar, saya tidak tahu yang mana. Dan letakkan ikan itu di dalam keranjang. Dan pergilah ke pertemuan dua lautan. Dan saat ikan itu melompat keluar dari keranjang, artinya makhluk yang mati jadi hidup kembali. Dan ikan itu menyusuri jalannya ke air. Itulah tempat engkau akan bertemu dengannya.
Maka Musa (as) pergi bersama seorang pemuda. Al-Qur'an tidak memberitahu kita siapa dia. Tapi orang-orang muda selalu tertarik kepada para guru dan mereka yang mencari orang paling berilmu. Maka seorang pemuda pergi bersamanya dengan keranjang berisi ikan. Dan di bagian inilah kisah ini dimulai atau mulai diceritakan dalam Al-Qur'an.
Dan kisah ini ditemukan dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahf (18:60-82). Al-Qur'an Surah Al-Kahf adalah Surat yang unik, Oh iya. Nabi Muhammad (saw) bersabda bahwa ujian dan cobaan terbesar, yang dihadapi umat manusia dari sejak Adam (as) hingga Hari Akhir, adalah Fitnah (ujian dan cobaan) dari Dajjal. Fitnah dari Dajjal Al-Masih Palsu yang berusaha menyamar sebagai Al-Masih Asli.
Al-Masih Asli adalah Nabi Isa (as), Yesus putra Maryam. Setiap anak sekolah tahu itu. Saat Al-Masih Asli kembali, sabda Nabi Muhammad (saw), dia akan menjadi penguasa, Hakim. Akankah kekuasaannya tunduk pada wewenang Dewan Keamanan? Akankah dia mematuhi Dewan Keamanan PBB?. Oh, ayolah. Itu tidak masuk akal. Bantu saya katakan pada mereka di Washington. Bahwa saat Nabi Isa (as) kembali sebagai penguasa, dia akan menguasai dunia dan kekuasaannya adalah wewenang tertinggi. Tidak ada yang menyaingi kekuasaannya.
Dan Nabi Muhammad (saw) bersabda lebih jauh lagi bahwa kekuasaannya berlandaskan pada keadilan. Orang-orang yang menguasai dunia saat ini dengan kaki berlumuran darah memerintah dengan arogansi dan kebrutalan, dengan kezaliman dan fitnah terorisme. Tidak pernah ada kaum yang lebih buruk daripada mereka ini.
Jika Dajjal menyamar sebagai Al-Masih Asli dan meyakinkan umat Yahudi bahwa dia sungguh Al-Masih Asli maka tentunya dia pun harus menguasai dunia. Bukankah demikian? Setujukah Anda dengan saya?
Oh, dia hampir berhasil sekarang. Mungkin hanya beberapa tahun lagi. Dan dia akan mengokohkan Israel sebagai Negara Adikuasa dunia. Karena itulah kita akan menghadapi peperangan akbar. Mungkin beberapa bulan dari sekarang. Dan peperangan akbar itu dimaksudkan untuk memberi Israel status Negara Adikuasa dunia. Dan saat Israel menjadi Negara Adikuasa dunia, itulah rencananya, maka dia akan muncul dalam wujud manusia. Dia sudah di sini tapi Anda tidak bisa melihatnya. Kemudian dia akan berdiri di Jerusalem. Dia akan datang dari arah Khurasan. Tapi dia akan berdiri di Jerusalem sebagai Pemimpin Israel dan berkata: Akulah Al-Masih.
Tapi dia bukanlah Al-Masih. Dia adalah Al-Masih Palsu. Dia adalah Dajjal. Dan dia menjalankan berbagai strategi untuk menguasai seluruh dunia. Salah satunya yaitu uang dan sistem ekonomi. Dan itulah topik kita pada Sabtu malam, Yaum as-Sabt, Hari Sabtu. Saya rasa ceramahnya akan diadakan di Subang Jaya. Jadi silahkan Anda menghadiri ceramah itu.
Jadi Nabi (saw) bersabda bahwa Fitnah terbesar, yang dialami umat manusia dari sejak Adam (as) hingga Hari Akhir, adalah Fitnah dari Dajjal. Berbagai ujian, cobaan, godaan, dan tipu daya dari Dajjal. Dan jika dia menguji kita kemudian kita gagal, dia akan berhasil. Dia akan menguasai dunia.
Ada hikmah dalam kenyataan kata Dajjal tidak ditemukan dalam Al-Qur'an. Namun Nabi (saw) bersabda bahwa jika Anda melantunkan sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahf, dalam Hadits lain, juga sepuluh ayat terakhir. Amalan itu akan melindungi Anda dari Fitnah Dajjal. Maka Surat Al-Kahf dikenali sebagai Surat Ilmu Akhir Zaman. Inilah Surat Ilmu Akhir Zaman karena Dajjal adalah dalang Akhir Zaman. Dan permulaan Surat itu memberi Anda perlindungan dari Fitnahnya. Namun Surat itu memberi manfaat lebih dan kami akan membahasnya Insya Allah nanti.
Jadi kisah ini ada dalam Surat itu, Surat Al-Kahf, dan hal ini bukanlah kebetulan. Allah memilih mengisahkan episode Musa (as) pergi ke pertemuan dua lautan untuk mencari orang paling berilmu. Hal ini bukanlah kebetulan. Karena ada hubungan. Ada hubungan antara Dajjal dengan orang paling berilmu ini.
Dan malam ini, kami berbicara kepada kalian, wahai umat Yahudi. Dan kami pengikut Muhammad (saw), kami mengantar kalian melalui perjalanan. Sehingga kalian bisa bertemu dengan orang paling berilmu, lebih berilmu daripada kalian. Dia disebut Khidr (as) Tapi namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an. Mengapa?
Ini adalah pertanyaan menarik. Mengapa Allah tidak menyebutkan nama Dajjal dalam Al-Qur'an, mengapa?
Padahal tidak ada yang memberikan ancaman lebih besar terhadap keimanan daripada Dajjal. Tidak ada, bahkan Syaitan pun tidak. Mengapa nama Khidr tidak ditemukan dalam Al-Qur'an? Mengapa? Kebetulan saja? Tidak.
Dan seiring dengan kita berlanjut, jika saya lupa ingatkan saya. Kami akan menjelaskan mengapa, menurut pendapat kami, nama-nama (Dajjal dan Khidr) ini tidak ditemukan dalam Al-Qur'an.
Namun, perjalanan ini dia (Musa [as]) mulai. Ada dalam Surat Al-Kahf (QS. 18:60-82). Dan saya ingin mengatakan kepada Anda, berbagi dengan Anda. Karena saya telah mempelajari topik ini sudah sekitar dua puluh tahun lebih, Ilmu Akhir Zaman. Saya ingin berbagi pendapat dengan Anda. Bahwa tidak ada bagian dalam keseluruhan Al-Qur'an yang lebih penting untuk memahami Ilmu Akhir Zaman daripada bagian Al-Qur'an yang ini. Pertemuan Musa [as] dengan Khidr [as] yang ada dalam Surat Al-Kahf (QS. 18:60-82). Jadi Anda mungkin ingin kembali membuka Al-Qur'an. Duduk dan pelajari bagian itu.
Saya sudah menulis buku ini "Surat Al-Kahf dan Dunia Modern". Dan dalam buku ini ada bab tentang pertemuan Musa (as) dengan Khidr (as) tapi jangan langsung membaca buku itu. Buka dulu Al-Qur'an dan pelajari sendiri bagian itu. Setelah Anda mempelajarinya, barulah Anda membaca apa yang saya katakan. Jangan tinggalkan PR Anda.
Mengapa dia disebut Khidr?
Khidr berarti hijau. Jadi jika saya mengajarkan topik ini kepada anak-anak, saya menyebutnya Tuan Hijau, Tuan Hijau. Mengapa dia dipanggil "Hijau" ?
Tidak ada orang lain dalam Al-Qur'an maupun Hadits memiliki nama yang berasal dari warna, hijau. Nabi (saw) bersabda bahwa Khidr (as) pernah mendatangi sebuah daratan yang tandus, cokelat, tidak ada tumbuhan. Kemudian dia duduk, dan saat dia duduk di sana, segalanya berubah menjadi hijau sangat indah. Seperti Malaysia, Anda tahu betapa indah hijaunya Malaysia. Jika orang Arab dari gurun mendatangi Malaysia, dia akan berkata: Ini adalah taman surga.
Semua tumbuh-tumbuhan hijau ada di sini. Jadi, saat dia duduk di tanah tandus seperti Abu Dhabi dan Dubai dan... Anda tahu... segalanya berubah menjadi hijau, mengapa begitu? Mengapa dia menyebabkan segalanya berubah menjadi hijau?
Jawabannya ada dalam kisah yang akan kami lanjutkan. Jadi Musa (as) sedang mencari orang paling berilmu ini yang disebut Tuan Hijau, Khidr (as). Saat saya menambahkan kata (as) 'Alaihi as-salam setelah namanya, sebuah masalah muncul. Karena budaya religius kita dalam Islam adalah jika kita menyebut nama-nama Nabi, kita menyebutnya Musa (as), Isa (as), Sulaiman (as). Jadi apakah dia seorang Nabi? Mengapa Anda menyebut Khidr (as)?
Tidak, kita tidak tahu apakah dia nabi atau bukan. Al-Qur'an tidak menjawab pertanyaan itu. Hadits tidak menjawab pertanyaan itu. Dan pembicara ini tidak akan menjawab pertanyaan itu. Namun kita tahu, bahwa seorang Nabi Allah yang termasuk Nabi-nabi tertinggi harus mendatanginya seperti murid duduk menghadap seorang guru. Gurunya Nabi.
Ini adalah orang dengan derajat yang sangat tinggi. Jadi, umat Yahudi akan tertarik untuk tahu tentang dirinya. Mereka pun pergi ke pertemuan dua lautan. Kita menghadapi masalah kedua. Apakah istilah ini berarti secara harfiah?.Bahwa ini adalah Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Di mana dua lautan ini bertemu? Cape Town? Di situkah? Ha... Cape Town? Anda akan menemui orang paling berilmu di Cape Town?
Pendapat saya, dengan penuh rasa hormat, adalah istilah ini jangan ditafsirkan atau dipahami secara harfiah. Dan sekarang kita menghadapi masalah berikutnya. Masalah berikutnya adalah metodologi. Ada sebuah metodologi yang sangat terkemuka di dunia Islam saat ini, yang menyatakan--keliru, menurut saya, tapi saya berbicara dengan penuh rasa hormat, bukan menghina--bahwa hanya Allah dan Rasul-Nya (saw) dan umat Muslim generasi awal, Aslaaf, hanya mereka yang berkewenangan menafsirkan Al-Qur'an dan Hadits. Dan jika mereka tidak menafsirkannya, Anda tidak boleh menafsirkannya, tidak.
Dan saya berkata: Tidak, Anda keliru. Ilmu pengetahuan tidak berhenti 1400 tahun yang lalu. Ada lebih banyak ilmu pengetahuan di dalam Al-Qur'an daripada yang sudah disampaikan. Ada lebih banyak ilmu di dalam Al-Qur'an daripada yang sudah disampaikan kepada kita oleh Aslaaf. Dan ilmu pengetahuan yang baru akan datang untuk menjelaskan Al-Qur'an, sebagai tambahan dari yang sudah tertulis di Al-Qur'an. Maka ada Mufassir Al-Qur'an, Imam Baidhawi (ra).
Imam Baidhawi berkata bahwa dua lautan itu bukanlah Atlantik dan Pasifik. Tapi dia menyebutkan dua lautan itu sebagai bahasa kiasan yaitu seperti lautan ilmu pengetahuan yang datang dari atas, lautan ilmu pengetahuan yang diterima lewat batin internal, ilmu ini tidak berhenti 1400 tahun yang lalu, masih turun, dengan lautan ilmu pengetahuan yang diterima secara eksternal, ilmu pengetahuan sains. Dan saya yakin bahwa inilah penafsiran yang benar tentang istilah "dua lautan".
Bahwa pada Akhir Zaman khususnya, Anda akan menemui orang paling berilmu. Hanya dia yang bisa memahami kenyataan dunia Akhir Zaman. Hanya dia yang dapat menjelaskan dunia Akhir Zaman. Hanya dia yang dapat menanggapi berbagai tantangan dunia Akhir Zaman. Yaitu orang yang berdiri di Majma' al-Bahrain yakni Ulama Islam yang menggabungkan ilmu yang didapat secara eksternal dan ilmu yang diterima secara internal.
Sekarang, saya harus berhenti. Karena saya harus menjawab kritikan mereka terhadap saya. Sekarang, mereka bahkan menertawakan saya tapi saya tidak akan menanggapi ejekan mereka. Adakah ilmu pengetahuan yang masih diterima saat ini?
Ilmu pengetahuan baru. Mari saya antar mereka. Karena Anda sudah tahu, saya tidak harus memberitahu Anda. Biar saya beritahu mereka. Bahwa Nabi Muhammad (saw) bersabda, dalam Hadits Sahih Bukhari, Dia bersabda Nubuwwah atau kenabian terdiri dari berapa bagian?. Seseorang tolong bantu saya... 46 bagian yang berbeda. Pemuda ini berangkat dari Inggris untuk hadir bersama kita di sini malam ini. Saya tidak akan menyebutkan namanya karena alasan keamanan. Dia akan kembali ke Inggris.
Kenabian terdiri dari 46 bagian yang berbeda. Dia bersabda: Setelah aku... bukan saya, ha... maksudnya setelah Nabi. Setelah aku, tidak ada kenabian yang tersisa di dunia kecuali satu bagian. Dan satu bagian Nubuwwah atau kenabian yang masih ada di sini, di Masjid Al Ghufraan di Taman Tun Dr. Ismail (TTDI) di Kuala Lumpur, adalah Ru'yah Shadiqah dan Ru'yah Shalihah. Penglihatan yang baik dan nyata, dan mimpi yang baik dan nyata, masih ada di dunia hingga hari ini. Jadi ilmu pengetahuan masih bisa datang kepada kita sekarang. Ilmu pengetahuan baru. Dan ilmu pengetahuan itu datang dari Allah. Dan ilmu pengetahuan itu memiliki status sebagai bagian kenabian terakhir yang masih tersisa di dunia.
Mereka tidak bisa menanggapi ini secara kritis. Tidak, Sir. Tentunya saat ilmu pengetahuan itu datang, tidak memiliki status Al-Qur'an, tidak. Tidak mengikat dan mewajibkan siapa pun, tidak. Jadi saat seseorang berbagi ilmu pengetahuan itu dengan orang lain. Anda harus berkata: Allahu A'lamu, Allah Maha Tahu. Tidak wajib, tidak mengikat, tidak mewajibkan siapa pun. Tapi ilmu pengetahuan baru masih datang ke dunia.
Dan tepat di sini di Masjid ini, saya beri Anda sebuah contoh. Surat Al-Maidah (QS. 5: 51). Ingat, jangan jadikan umat Yahudi dan Kristen sebagai sahabat dan sekutu kalian, anda ingat?. Dan tepat di sini saya jelaskan kepada anda. Bahwa Allah tidak berfirman mengenai semua umat Yahudi dan Dia tidak berfirman mengenai semua umat Kristen, tidak. Kalau begitu, kaum Yahudi dan Kristen yang mana?.
Dan hal ini belum pernah ditanyakan sebelumnya. Pertama kali ini ditanyakan. Kemudian saya berkata: Jawabannya tepat ada dalam kalimat yang mengikutinya. Yaitu, jangan jadikan kaum Yahudi tertentu dan jangan jadikan kaum Kristen tertentu sebagai sahabat dan sekutu kalian yang mereka sendiri adalah sahabat dan sekutu bagi satu sama lain.
Ilmu pengetahuan baru. Mari saya antar mereka. Karena Anda sudah tahu, saya tidak harus memberitahu Anda. Biar saya beritahu mereka. Bahwa Nabi Muhammad (saw) bersabda, dalam Hadits Sahih Bukhari, Dia bersabda Nubuwwah atau kenabian terdiri dari berapa bagian?. Seseorang tolong bantu saya... 46 bagian yang berbeda. Pemuda ini berangkat dari Inggris untuk hadir bersama kita di sini malam ini. Saya tidak akan menyebutkan namanya karena alasan keamanan. Dia akan kembali ke Inggris.
Kenabian terdiri dari 46 bagian yang berbeda. Dia bersabda: Setelah aku... bukan saya, ha... maksudnya setelah Nabi. Setelah aku, tidak ada kenabian yang tersisa di dunia kecuali satu bagian. Dan satu bagian Nubuwwah atau kenabian yang masih ada di sini, di Masjid Al Ghufraan di Taman Tun Dr. Ismail (TTDI) di Kuala Lumpur, adalah Ru'yah Shadiqah dan Ru'yah Shalihah. Penglihatan yang baik dan nyata, dan mimpi yang baik dan nyata, masih ada di dunia hingga hari ini. Jadi ilmu pengetahuan masih bisa datang kepada kita sekarang. Ilmu pengetahuan baru. Dan ilmu pengetahuan itu datang dari Allah. Dan ilmu pengetahuan itu memiliki status sebagai bagian kenabian terakhir yang masih tersisa di dunia.
Mereka tidak bisa menanggapi ini secara kritis. Tidak, Sir. Tentunya saat ilmu pengetahuan itu datang, tidak memiliki status Al-Qur'an, tidak. Tidak mengikat dan mewajibkan siapa pun, tidak. Jadi saat seseorang berbagi ilmu pengetahuan itu dengan orang lain. Anda harus berkata: Allahu A'lamu, Allah Maha Tahu. Tidak wajib, tidak mengikat, tidak mewajibkan siapa pun. Tapi ilmu pengetahuan baru masih datang ke dunia.
Dan tepat di sini di Masjid ini, saya beri Anda sebuah contoh. Surat Al-Maidah (QS. 5: 51). Ingat, jangan jadikan umat Yahudi dan Kristen sebagai sahabat dan sekutu kalian, anda ingat?. Dan tepat di sini saya jelaskan kepada anda. Bahwa Allah tidak berfirman mengenai semua umat Yahudi dan Dia tidak berfirman mengenai semua umat Kristen, tidak. Kalau begitu, kaum Yahudi dan Kristen yang mana?.
Dan hal ini belum pernah ditanyakan sebelumnya. Pertama kali ini ditanyakan. Kemudian saya berkata: Jawabannya tepat ada dalam kalimat yang mengikutinya. Yaitu, jangan jadikan kaum Yahudi tertentu dan jangan jadikan kaum Kristen tertentu sebagai sahabat dan sekutu kalian yang mereka sendiri adalah sahabat dan sekutu bagi satu sama lain.
Yahudi dengan Kristen tidak pernah bersahabat dan bersekutu satu sama lain sampai Kristen Barat, bukan Timur: bukan Rusia, bukan Yunani, bukan Rumania, bukan Bulgaria, bukan Polandia, tapi Kristen Barat: Inggris, Prancis, AS, Jerman. Saat kaum Kristen Barat ini bergabung dengan kaum Yahudi Eropa (Zionis) membentuk persekutuan Kristen-Yahudi yang saat ini memiliki NATO sebagai pasukan militernya. Inilah apa yang Allah firmankan. Jangan jadikan mereka sebagai sahabat dan sekutu kalian. Dan jika kalian melakukannya maka kalian termasuk golongan mereka, kalian kehilangan Islam kalian, seperti mereka yang kehilangan Islamnya di Libia yang saat ini menjadi Negara Libya Zionis.
Tidak ada yang pernah menafsirkan ayat Al-Qur'an seperti ini sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya. Tapi apakah karena penafsiran ini baru muncul lalu berarti ini tidak dapat diterima? Ini sesat?, sama sekali tidak. Ini adalah ilmu pengetahuan baru. Saya yakin ini adalah penafsiran Al-Qur'an yang tepat. Tapi Anda tidak boleh sombong dengan berkata: Ini adalah kebenaran.
Katakanlah: Allah Maha Tahu. Allah yang paling tahu. Sampaikan dan biarkan orang-orang memutuskan.
Jadi, dia berkata dua lautan, yakni lautan ilmu pengetahuan yang didapat secara eksternal contohnya ilmu pengetahuan sains dan lautan ilmu pengetahuan yang diterima secara internal, lautan ilmu pengetahuan ini belum mengering. Ini masih tetap ada. Saya harap umat Yahudi mendengarkan. Karena hal ini sungguh sangat penting. Dalam 20 tahun ke depan, itulah perbedaan antara kami dan kalian. Dan ceramah malam ini diarahkan untuk kalian, umat Yahudi.
Guru saya dengan daya ingat yang diberkahi. Maulana Dr. Muhammad Fazlur Rahman Ansari (ra). Ilmunya adalah Majma' al-Bahrain. Dia merupakan Majma' al-Bahrain. Lautan ilmu pengetahuan yang didapat secara eksternal dan lautan ilmu pengetahuan yang diterima secara internal dan terintegrasi satu sama lain menjadi keseluruhan yang harmonis. Itulah metodologi.
Maka mereka (Musa [as] bersama pemuda muridnya) pergi menuju pertemuan dua lautan. Dan saat mereka hampir sampai di tujuan, mereka singgah di sebuah batu untuk beristirahat sejenak. Dan saat Musa (as) berbaring di samping batu itu untuk tidur sejenak, ikannya menjadi hidup seperti yang sudah saya katakan, saya tidak tahu entah itu "ikan goreng" atau "ikan bakar", namun ikan itu menjadi hidup. Dan ikan itu melompat keluar dari keranjang. Maka ada sesuatu di tempat itu. Seseorang di situ bisa membuat yang mati menjadi hidup. Dan ikan itu menyusuri jalannya menuju air. Dan sang pemuda melihatnya.
Saat Musa (as) terbangun, kemudian dia melanjutkan perjalanannya, tidak tahu apa yang terjadi. Melanjutkan perjalanannya menjauh dari batu itu. Tapi sekarang, perjalanan mereka menjadi melelahkan, meletihkan. Dia lelah, mogok jalan. Menurut Surat Al-Kahf, perjalanan ini menjadi melelahkan. Pelajaran yang sangat berharga. Selama mereka berjalan ke arah batu itu, tidak ada kelelahan. Anda dapat menjalani hidup sampai usia 90 tahun dan Anda berjalan dengan tongkat tapi Anda merasa masih muda, tapi Anda bergerak dengan lancar... menjalani hidup dengan lancar. Tidak ada yang melelahkan bagi Anda. Hidup ini indah. Hidup adalah tantangan. Tidak ada yang membosankan dalam hidup saya. Saya sudah berusia 90 tahun tapi segalanya menarik, tidak ada yang membosankan.
Tapi jika Anda di jalur yang salah. Sheikh,--ada kiriman surat elektronik--saya tak tahu harus berbuat apa. Sheikh, saya tak suka tempat di mana saya tinggal. Sheikh, ke mana saya harus pergi? Apa yang harus saya lakukan? Ha...
Jika Anda berjalan di jalur yang salah maka Anda akan kebingungan, ya. Tak tentu arah, ya. Resah gelisah. Anda tidak di sini, Anda juga tidak di sana. Jika Anda berjalan di jalur yang salah.
Jadi, Surat Al-Kahf memberi Anda cara sehingga Anda bisa menguji diri Anda sendiri. Apakah Anda berlayar dengan lancar? Atau Anda hanya terhanyut, Anda tidak tahu ke mana Anda pergi?.
Saat Musa (as) merasa cukup letih dalam perjalanannya, dia berhenti. Dia berkata: Bawa ke mari makanannya, aku lapar. Maka pemuda itu berkata: Uh oh... Aku lupa mengatakan kepada engkau. Tapi Allah berfirman: Tidak, sebenarnya dia tidak lupa. Syaitan yang menjadikan dia lupa. Dan Syaitan bisa menjadikan kita lupa, termasuk saya. Maka kita senantiasa berdoa kepada Allah dan memohon ampunan-Nya. Dan memohon agar Dia membimbing kita di jalur yang lebih baik daripada kelupaan.
Sang pemuda berkata: Aku lupa mengatakan kepada engkau tentang apa yang terjadi. Ikan itu menjadi hidup dan melompat keluar dari keranjang. Dan menyusuri jalannya menuju air. Musa (as) berkata: Padahal itulah tempat yang kita cari. Sekarang, mari kita cepat-cepat kembali. Maka mereka kembali ke tempat batu itu. Dan saat sampai di tempat batu itu, mereka melihat orang ini duduk di atas batu. Dalam Sahih Bukhari, kita diberitahu Musa (as) mengucapkan salam kepadanya, mungkin Assalamu'alaikum. Maka orang ini menatapnya dan bertanya: Mengucap salam seperti itu? Di tempat seperti ini? Siapa engkau?. Maka dia berkata: Aku Musa. [Khidr]: Musa?
Sekarang dengarkan... dengarkan! Saya harap umat Yahudi mendengarkan. Dia bertanya: Musa yang mana?
[Musa]: Musa... Bani Israil, yang itu. Jadi, dia (Khidr) bukan dari Bani Israil. Dia bukan dari Bani Israil. Tapi dia (Khidr) lebih berilmu daripada Bani Israil. Jadi kalian bukanlah yang paling berilmu di dunia. Kalian bukanlah yang paling berilmu di dunia. Orang-orang yang mengikuti Khidr (as), mereka lebih berilmu daripada kalian.
Dia (Musa) berkata: Ya, aku Musa dari Bani Israil. Pada saat itu--perhatikan pernyataan indahnya. Cara orang berilmu berbicara. Orang berilmu tidak pernah merasa sombong. Orang berilmu tidak pernah berbangga diri. Orang-orang yang sombong dan berbangga diri, Allah mengambil ilmu pengetahuan Anda.
Pada saat itu Khidr berkata: Allah telah memberi engkau ilmu pengetahuan yang tidak aku miliki. Alangkah indahnya. Khidr berkata: Dan Allah telah memberiku ilmu pengetahuan yang tidak engkau miliki.
Kemudian Al-Qur'an melanjutkan kisahnya. Bagian tadi ada dalam Hadits. Maka dia bertemu dengan Khidr (as) yang sedang duduk di atas batu. Dan Allah menjelaskan Khidr (as) sebagai 'abd-Nya, 'abd. Menandakan bahwa 'abd berarti hamba-Nya. Dia haruslah berwujud orang. Orang, bukan jin, bukan malaikat, seorang 'abd manusia.
Namun, Allah berfirman tentang Khidr (as) dua hal: "Aku memberinya ilmu pengetahuan langsung dari-Ku, Aku memberinya ilmu pengetahuan langsung dari-Ku". Tapi Dia tidak berhenti sampai di situ. Dia memberinya sesuatu yang lain. Jadi ini adalah penggabungan. Anda harus punya dua-duanya agar bisa berfungsi. Allah berfirman: "Aku memberinya ilmu pengetahuan dan Aku memberinya Rahmah, Rahmah".
Rahmah adalah kebaikan. Rahmah adalah kasih sayang. Rahmah berarti mampu merasakan perasaan orang lain, menjadi pemaaf. Jadi ilmu pengetahuan dan kebaikan senantiasa hadir bersama. Jika Anda menginginkan ilmu pengetahuan, Anda harus menunjukkan kebaikan. Kebaikan dan kasih sayang harus ada dalam diri kalian semua. Orang yang baik dan penuh kasih sayang pasti juga pemaaf. Jadi, orang seperti itu tidak pernah mengatakan: Saya tidak akan pernah memaafkan kamu.
Padahal, Tuhan mengampuni saya. Tidak, Anda harus siap memaafkan segala dosa. Allah berfirman Allah siap memaafkan segala dosa. Mengapa kamu tidak?. Jadi, sekarang kita punya punya pelajaran yang sangat penting untuk disampaikan kepada mereka, Umat Yahudi.
Pelajaran sangat penting bahwa kalian tidak bisa mencapai ilmunya (Khidr), tidak peduli bagaimana kalian berusaha, kalian tidak akan pernah mencapai ilmu pengetahuan yang dia (Khidr) miliki, orang paling berilmu di dunia, tanpa kalian tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan dari Allah tetapi juga ada kebaikan dan kasih sayang dalam diri kalian. Sepertinya ini tidak mungkin bagi Zionis. Karena mereka adalah orang-orang yang sombong, orang-orang yang berbangga diri. Dan mereka bertanggung jawab atas penindasan kejam.
Orang paling berilmu, pada Akhir Zaman, adalah bukan hanya orang yang mendapat ilmu pengetahuan dari atas dan yang menggabungkan ilmu yang diterima secara internal dengan ilmu yang didapat secara eksternal dan mengintegrasikan keduanya dengan harmonis. Tapi orang yang paling berilmu pada Akhir Zaman adalah orang yang tidak hanya memiliki ilmu itu yang bisa mendalami kenyataan tetapi juga orang dengan kebaikan dan kasih sayang di dalam dirinya. Dan inilah Sunah Nabi. Nabi Muhammad (saw) adalah orang dengan kebaikan dan kasih sayang dalam dirinya.
Jadi, dalam mencari pemimpin Anda, mencari pembimbing Anda pada tahun-tahun yang akan datang. Kepada para pemuda sekarang saya berbicara. Carilah orang-orang yang mengikuti jalur Khidr (as).
Musa (as) berkata kepadanya: Aku ingin mengikuti engkau agar aku bisa mempelajari ilmu yang Allah berikan kepada engkau. Apakah kalian mendengarkan, wahai Bani Israil?. Ini adalah Nabi kalian yang berbicara. Kalian bisa melakukan dengan baik, melakukan apa yang dia lakukan, yakni pergi dan mencari orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih tinggi daripada yang kalian miliki. Dan turunlah dari kesombongan kalian, pijakan kesombongan kalian. Khidr (as) memberikan tanggapan. Ini sangat penting. Tapi sebelum kami berbagi tanggapan itu dengan kalian, kami harus membahas hubungan antara Khidr dengan Dajjal.
Kita tahu ilmu pengetahuan, yang dimiliki Khidr, bukanlah ilmu pengetahuan mekanis. Anda tahu, Anda pergi ke universitas. Anda mengikuti semua mata kuliah. Anda lulus ujian. Anda mempelajari kitab ini, kitab itu, kitab itu, kitab itu, dan kitab itu. Anda bisa menyebutkan nama-nama. Anda tahu, ilmu pengetahuan mekanis, Anda hanya terus--seperti mesin—mengulanginya.
Ilmu pengetahuan yang orang ini miliki berbeda. Karena ilmu pengetahuan yang dia miliki bisa menghidupkan yang mati. Karena itulah bumi menjadi hijau seperti Dataran Tinggi Kamerun, Hijau. Ke mana pun dia pergi dan dia menyampaikan ilmu pengetahuan, bagaikan hujan turun dari langit dan tetesan air hujan itu menembus ke dalam hati. Ini adalah jenis ilmu pengetahuan yang berbeda. Dan hati yang mati menjadi hidup.
Dajjal berbeda dari Khidr. Dajjal membuat Anda seolah-olah hidup padahal Anda mati. Dajjal mengambil kehidupan dan membuat mereka mati. Maka mereka berjalan dan mereka melihat seakan mereka hidup padahal mereka mati. Hati mereka mati. Jadi, ada dinding perbedaan antara Khidr (as) dengan Dajjal.
Nabi (saw) bersabda: Setiap Nabi telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Dan Nabi Nuh (as) memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Tapi aku akan beritahu kalian sesuatu yang tidak pernah disampaikan sebelum aku. Dajjal melihat dengan mata kirinya, dia buta pada mata kanannya, seperti anggur yang menggembung. Sedangkan Tuhan kalian tidak bermata satu. Di antara matanya, di dahinya tertulis kata Kafir., dan setiap muslim mampu membaca Kafir di dahinya, baik dia bisa baca tulis maupun tidak, dia tetap bisa membacanya.
Jadi, Ali (ra) mampu membaca Kafir di dahinya. Tapi Abu Jahal tidak akan bisa membacanya, mengapa? Ada masalah apa dengan Abu Jahal?. Maka kita membawanya ke dokter spesialis mata. Barangkali ada dokter spesialis mata hadir di sini. Kita membawanya ke dokter spesialis mata. Ada masalah apa dengan matanya? Mengapa dia tidak bisa membaca?. Dan datanglah hasil pemeriksaan. Penglihatannya 20/20, tidak ada masalah dengan matanya. Kalau begitu, mengapa dia tidak bisa membaca?. Ali (ra) bisa membacanya sedangkan Abu Jahal tidak. Atau mungkin Ali tidak membaca dengan mata kepala ini. Apa? Apa kita punya mata yang lain selain mata kepala ini?.
Saya sudah belajar di Harvard, saya sudah belajar di Cambridge, saya sudah belajar di Sorbonne. Mereka tidak memberitahu kita tentang itu. Saya sudah menyelesaikan Ph.D. Peradaban Barat modern berkata hanya ini mata yang kita punya. Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tidakkah kalian membaca Al-Qur'an?.
Al-Qur'an mengatakan sebagai tambahan mata kepala ini, kita juga punya mata yang lain. Ya, saya harap kalian mendengarkan, saudara Yahudi. Al-Qur'an mengatakan hati dapat melihat. Kini Mossad Israel mulai khawatir dan CIA mulai khawatir. Karena Muslim ini punya sesuatu yang tidak mereka miliki. Washington tidak punya. London tidak punya.
Al-Qur'an mengatakan hati dapat melihat. “Tidak, bukan mata ini yang buta”, firman Allah, “melainkan yang buta adalah hati di dalam dada kalian”. Itu yang buta. (Al-Qur’an Surat Al-Hajj, 22: 46). Maka, kami berkata tentang Dajjal melihat dengan satu mata, mata kirinya. Ini adalah pendapat kami, Anda tidak harus menerimanya. Mata kiri melambangkan penglihatan eksternal (mata kepala). Dan tentang Dajjal buta pada mata kanan. Itu melambangkan kebutaan mata hati internal. Dan orang-orang yang mengikuti Dajjal adalah mereka yang buta secara internal.
Maka Khidr yang melihat dengan mata hati internal berlawanan dengan Dajjal, berlawanan dengan Dajjal.
Jadi, Musa (as) berkata: Aku ingin mengikuti engkau, belajar dari engkau.
Tapi saat Musa berkata: Akulah orang paling berilmu. Berbicara untuk Bani Israil, tentu saja. Dampak dari pernyataan itu adalah kini kamu buta secara internal. Kamu terputus. Itulah kamu sekarang, kamu terputus. Jadi, orang bermata satu ingin berguru kepada orang yang melihat dengan dua mata. Ingat, Allah SWT menggunakan Musa (as) untuk menyampaikan pesan kepada Bani Israil. Saya tidak mengatakan Nabi Musa (as) bermata satu. Jadi, orang bermata satu ingin berguru kepada orang yang melihat dengan dua mata. Coba tebak bagaimana Khidr (as) menanggapi dan berkata?.
Dua ayat ini sangat penting. Saya rasa dua ayat ini yang paling penting dari seluruh Surat Al-Kahf. Dengarkan...!
Engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku (QS. Al-Kahf, 18:67).
Orang bermata satu tidak akan pernah bisa sabar. berguru kepada orang yang melihat dengan dua mata.
Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu yang berada di luar jangkauan pemahamanmu? (QS. Al-Kahf, 18:68).
Maka terkadang Anda harus menahan mereka di tempat. Saat mereka datang dengan kasar meminta ilmu pengetahuan kepada Anda, tahan mereka di tempat dengan kasar pula. Anda tidak bisa menerima ilmu pengetahuan dari Nabi. Anda tidak bisa menerima ilmu pengetahuan dari Khidr jika Anda tidak rendah hati. Dan dengarkan...! Alih-alih terus bertanya, bertanya, bertanya. Dengarkan...! Dan tunggu sampai pemahaman mendatangi Anda.
Maka Musa (as) berkata: Aku berjanji kepadamu aku akan sabar.
Khidr (as) menanggapi: Oke baiklah, engkau boleh mengikutiku dengan satu syarat. Janganlah engkau tanyakan kepadaku tentang apa pun sampai aku jelaskan kepada engkau. Tapi sesaat yang lalu dia berkata: Akulah orang paling berilmu di seluruh dunia. “Maka engkau direndahkan. Jangan tanyakan kepadaku tentang apa pun sampai aku jelaskan kepada engkau”.
Dia pun menerima. Kemudian mereka bepergian dan tiga peristiwa terjadi. Saya tidak punya waktu membahas ketiganya dengan leluasa. Saya harap saya punya waktu. Peristiwa pertama adalah tentang perahu. Dia melubangi perahu itu. Dan Musa (as) sangat terganggu. Mengapa engkau lakukan itu? Alangkah buruk hal yang telah engkau lakukan.
Bukankah sudah ku katakan padamu jangan tanya apa pun?
Dia (Musa [as]) berkata: Aku minta maaf. Tolong maafkan aku.
Mereka melanjutkan perjalanan dan dia memutuskan untuk membunuh anak lelaki.
“Oh, ya ampun. Ini buruk. Ini benar-benar buruk. Engkau membunuh anak lelaki. Anak yang tidak bersalah. Mengapa engkau lakukan itu?”
“Bukankah sudah kukatakan padamu jangan tanya apa pun?”
“Aku minta maaf. Jika aku bertanya sekali lagi, engkau boleh memberhentikan aku. Engkau boleh menyuruh aku pergi.”
Nabi Muhammad (saw) mengomentari bagian Al-Qur'an ini. Dia bersabda: Seandainya Musa (as) bisa lebih sabar lagi, kita akan belajar lebih banyak, kita akan belajar lebih banyak. Jadi dia berkata: Jika aku bertanya sekali lagi, engkau boleh menyuruhku pergi jauh.
Kemudian mereka mendatangi kota yang penduduknya sangat tidak ramah. Tidak menunjukkan keramahan sedikit pun. Dan di sana ada dinding yang telah dibangun seseorang. Dan dinding itu hampir roboh. Khidr (as), dari dompetnya sendiri, membiayai perbaikan dinding itu. Dan Musa (as) terkejut: Penduduk ini tidak ramah kepada para musafir. Setidaknya engkau meminta balasan atas uang yang engkau gunakan. Bukankah sudah kukatakan padamu: Jangan tanya apa pun. Kini usai sudah. Usai sudah, engkau harus pergi. Namun sebelum engkau pergi, biar aku terangkan kepadamu apa yang tidak engkau pahami. Biar aku terangkan Ta'wil, Ta'wil.
Ta'wil artinya interpretasi. Tafsir... Penjelasan. Ta'wil... Interpretasi. Ketiga peristiwa yang dipilih itu merupakan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dipahami jika tidak diinterpretasi. Apakah kebetulan saja Allah memilih tiga peristiwa yang tidak bisa dipahami tanpa interpretasi?. Mengingat interpretasi hanya mungin dilakukan dengan ilmu yang datang dari atas. Saya harap kalian mendengarkan. Saya harap kalian mendengarkan. Karena 20 tahun ke depan akan sangat menarik, dalam pertemuan Zionisme di wilayah Islam ini. Dan Ulama Islam harus dilatih. Ulama Islam harus bersiap untuk menghadapi pertempuran ini.
Alasan mengapa aku melubangi perahu adalah karena ada raja yang akan melintas untuk merompak perahu, merompak harta kalian. Dan dengan melubangi perahu itu aku menyelamatkannya. Dan saat sang raja berlalu pergi, mereka bisa memperbaiki perahu itu. Jadi, apa yang tampak buruk bagimu, tidak buruk sama sekali. Hal itu sangat bijaksana, pintar, dan cerdas. Jadi jika Anda mempertimbangkan suatu hal hanya berlandaskan pada pengamatan eksternal dan analisis rasional saat Anda harus menginterpretasinya, Anda bisa keliru. Seperti dia keliru di sini. Pelajaran untuk Bani Israil.
Peristiwa kedua. Anak lelaki yang dibunuh. Jelas ini tidak mungkin peristiwa aktual yang benar-benar terjadi, mengapa?. Karena Haram membunuh anak kecil yang tidak bersalah. Jika Anda bunuh anak tidak bersalah, balasannya adalah nyawa Anda. Anda akan dihukum mati. Tapi ini adalah orang paling bijaksana. Jadi, jelas Anda hanya butuh kecerdasan senilai 5 Ringgit, tidak lebih dari itu, untuk memahami bahwa peristiwa ini tidak benar-benar terjadi tapi merupakan hal yang harus diinterpretasi.
Anak ini sudah tersesat. Seseorang sudah menguasainya. Dia telah diperdaya. Pada Akhir Zaman, seseorang akan menargetkan anak-anak Anda. Dan sekali dia menguasai anak-anak Anda, mereka akan tumbuh dengan sesat. Anak lelaki Anda akan menjadi homoseksual. Apa yang akan Anda lakukan saat anak lelaki Anda menjadi homoseksual?. Dan Anda adalah seorang ayah, atau Anda adalah seorang ibu yang menyembah Allah. Anda tidak bisa mengubah dia. Apa yang akan Anda lakukan?. Jadi, dia sudah terputus. Dia bunuh anak lelaki itu dan berdoa kepada Allah semoga Allah memberi mereka anak yang lebih baik.
Menyampaikan pesan kepada Anda pada Akhir Zaman agar melubangi perahu Anda, lubangi perahu Anda. Anda lebih keliru dengan mobil Mercedes Benz, yang kecil ... lebih baik. Dan Anda akan menjalani kehidupan yang lebih aman. Rumah besar seharga 5 juta dolar di Damansara Heights atau Sri Hartamas atau di mana pun, Anda harus mempekerjakan satpam (security) demi keamanan, untuk melindungi Anda. Satpam, setiap ruang ada satpam. Tapi jika Anda tinggal di rumah desa, sebuah rumah desa kecil yang indah di sebuah desa. Dan Anda menjalani kehidupan seperti penduduk desa. Anda melubangi perahu Anda. Anda menjalani kehidupan yang lebih aman.
Dan saat Anda melihat anak-anak Anda tumbuh dewasa, Dan sang dalang mengambil alih, Dajjal. Dan Anda tidak bisa memperbaiki mereka. Semua usaha sudah Anda kerahkan. Putuskan ikatan Anda. Putuskan ikatan Anda. Meskipun mereka adalah anak-anak Anda, putuskan ikatan Anda dan lanjutkan hidup tanpa mereka. Kalau tidak mereka akan menghancurkan Anda.
Dan dinding itu. Di bawah dinding itu, seorang beriman akan menemui ajal dan dia punya dua anak yatim. Dia ingin meninggalkan kekayaannya untuk mereka. Tidak bisa menemukan orang yang jujur, tidak ada, tidak ada satu pun. Seperti di Lower Manhattan, Anda tahu letak Wall Street berada, tidak bisa menemukan orang jujur. Maka, dia menggali lubang dan menguburkan uangnya. Saya yakin, uang itu bukan kertas... kertas Ringgit?. Itu akan lapuk. Pasti berupa Dinar dan Dirham, Anda tahu uang riil; bukan uang gadungan, curang, dan haram itu. Jadi, dia menggali sebuah lubang dan menguburkan uangnya. Kemudian dia membangun dinding di atasnya dan berdoa kepada Allah agar menjaga kekayaannya untuk anak-anaknya. Dan karena dinding itu hampir roboh, Allah menyuruhku (Khidr) untuk memperbaikinya.
Jadi, ada lebih banyak hal yang bisa engkau lihat. Ada lebih banyak hal yang bisa engkau lihat. Aku lihat... Musa (as) Pertimbangan engkau hanya berdasarkan pengamatan eksternal dan engkau keliru di ketiga peristiwa itu. Sedangkan pertimbanganku (Khidr) berdasarkan ilmu batin internal, terlepas dari pengamatan eksternal. Dan aku bisa mengenali apa yang tidak bisa engkau kenali, seperti uang kertas contohnya.
Tapi ada hubungan lain antara Dajjal dengan Khidr. Dan saya ingin membahasnya sebelum mengakhiri ceramah. Musa (as) adalah pemimpin umat, Bani Israil. Dan mereka adalah umat yang menunggu kedatangan Al-Masih. Kemudian mereka pernah mendengar seseorang akan datang ke Madinah. Maka orang-orang alim Yahudi pindah ke Madinah, pada waktu itu disebut Yatsrib, dengan perkiraan menunggu kedatangan orang yang sangat dicintai ini.
Dan saat Nabi Muhammad (saw) muncul di Mekah, kaum Quraisy tidak tahu bagaimana menghadapi keadaan itu. Bagaimana kita bisa menentukan apakah dia benar-benar Nabi atau bukan. Maka mereka mengutus beberapa orang ke Madinah, pada saat itu disebut Yatsrib.
Kebetulan saya baru selesai menulis buku ini, datang dari percetakan baru kemarin, “Madinah Kembali menjadi Pusat Panggung Dunia pada Akhir Zaman”. Kami menyediakannya di sini malam ini, ada pula dalam Bahasa (Melayu Malaysia), “Madinah Kembali ke Persada Tumpuan di Akhir Zaman”. Tersedia di luar. Sangat kecil, mungkin sekitar 30-40 halaman.
Mereka mengutus delegasi ke Madinah untuk bertanya kepada pendeta-pendeta (Rabi) Yahudi. Bagaimana kita bisa menentukan apakah dia benar-benar Nabi?. Pendeta Yahudi menanggapi agar memberinya tiga pertanyaan yang hanya seorang Nabi yang bisa menjawab. Dan dalam buku ini kami menganalisis, “Surat Al-Kahf dan Zaman Modern”. Kami menganalisis ketiga pertanyaan itu. Pertama, tanyakan padanya tentang 'ruh'. 'Ruh', arwah. Kedua, tanyakan tentang penjelajah agung yang menjelajah sampai ke dua ujung bumi. Ketiga, tanyakan padanya tentang kisah para pemuda di dalam gua. Hanya Nabi yang bisa menjawab. Dan Allah (SWT) menurunkan jawabannya di dalam Al-Qur'an.
Allah (SWT) menurunkan jawaban-jawaban yang berisi pesan untuk memberitahu mereka. Saya memahami pertanyaan pertama berbeda dari dua yang lainnya. Dua yang lainnya berhubungan dengan Akhir Zaman tapi yang pertama tidak. Maka, Dia menurunkan jawaban dari pertanyaan pertama tapi Dia menempatkannya di Surat Al-Isra. Dan mereka bertanya kepada engkau tentang 'ruh' (QS. Al-Isra, 17:85).
Kemudian Allah SWT menurunkan jawaban dari pertanyaan kedua, tentang penjelajah agung. Dan Dia menempatkannya di Surat Al-Kahf, bukan Surat Al-Isra, karena Surat Al-Kahf adalah Surat Akhir Zaman. Kemudian Dia melanjutkan memberitahu kita kisah Dzul-Qarnain. Tapi perhatikan ada sesuatu... perhatikan dengan cermat. Bahwa dalam menjawab pertanyaan pertama, Dia mengulangi pertanyaannya kemudian menjawabnya. Dia mengulangi pertanyaannya, kemudian menjawabnya.
Dalam menjawab pertanyaan kedua, Dia melakukan hal yang sama. Dan mereka bertanya kepada engkau tentang Dzul-Qarnain (QS. Al-Kahf, 18:83) kemudian Dia menjawabnya.
Dalam menjawab pertanyaan kedua, padahal mereka hanya bertanya padanya tentang dua perjalanan ke ujung timur dan barat. Tapi Allah tahu bahwa target pertanyaan itu adalah perjalanan ketiga. Maka, Dia menjawab pertanyaan itu lalu mengisahkan perjalanan ketiga. Dengan mengisahkan perjalanan ketiga, Dia mengantar mereka pada Ya'juj dan Ma'juj. Itulah target pertanyaan mereka, tentang Ya'juj dan Ma'juj, yang merupakan Tanda Besar Hari Akhir.
Maka, jelas pertanyaan ketiga (tentang para pemuda di dalam gua) pun pastinya berhubungan dengan Tanda Besar Hari Akhir secara tidak langsung. Tapi dalam menjawab pertanyaan ketiga, Allah (SWT) tidak mengulangi pertanyaannya, mengapa?. Tidak ada kebetulan di dalam Al-Qur'an. Saya ingin meyakinkan Anda bahwa target pertanyaan ketiga adalah Dajjal. Dan itu karena Allah ingin mereka tetap menebak-nebak, mereka tetap menebak-nebak. Dia tidak mengulangi pertanyaannya dan dalam menjawab pertanyaan itu, Dia tidak mengantar mereka pada Dajjal. Maka kata Dajjal tidak muncul di dalam Al-Qur'an. Dan kata Khidr tidak muncul di dalam Al-Qur'an. Dan Imam Al-Mahdi tidak muncul di dalam Al-Qur'an. Dan tanda terbesar dari semua tanda-tanda Akhir Zaman yakni, kembalinya Nabi Isa (as), itu pun tidak dinyatakan dengan jelas di dalam Al-Qur'an, mengapa? Mengapa?.
Jawabannya karena Allah ingin mereka tetap menebak-nebak. Kita bisa memahami, tapi mereka tidak akan bisa. Jadi, ada hubungan antara Dajjal dengan Khidr (as). Dajjal ada di dalam Surat Al-Kahf. Dan bukan kebetulan Khidr (as) ada di dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahf.
Saya ingin mengakhiri sekarang dengan meyakinkan sesopan yang saya bisa. Dengan menyarankan bahwa inilah jalan Ulama Islam. Dengan kesedihan, saya harus mengatakan bahwa dunia Ulama Islam telah gagal dan gagal dengan sangat buruk, bahkan dalam memahami apa yang sedang terjadi dalam dunia keuangan saat ini, apa yang sedang terjadi dalam dunia ekonomi saat ini, apa yang sedang terjadi dalam dunia politik saat ini.
Maka, kalian punya Ikhwanul Muslimin di Mesir dan kalian punya Salafi di Mesir, mengikuti pemilu seperti yang lainnya: pilih saya, pilih saya, pilih saya. Mengikuti sirkus tanpa ilmu pengetahuan. Itu bukanlah jalan untuk kalian. Sistem politik yang muncul saat ini datang dari Dajjal. Negara sekuler modern datang dari Dajjal dan kalian bahkan tidak memahami itu. Dan kalian ingin menghidupkan Islam kembali dengan mengikuti pemilu di negara sekuler modern. Apakah itu Sunah Nabi?
Dunia ulama Islam telah gagal, gagal, dan gagal dengan sangat buruk dalam menanggapi berbagai tantangan zaman modern. Dan apa yang Anda dan saya harus lakukan sekarang bersama dengan putra dan putri kita adalah membawa dunia Ulama Islam yang baru berwujud nyata. Dunia Ulama Islam yang menanggapi tantangan Israel dan Zionis harus berjalan di jalur Khidr (as).
Jalan Khidr (as) hanya bisa dilalui jika Anda mengikuti spiritualitas Islam. Itu disebut Tasawuf. Saya harap kata Tasawuf tidak pernah ditemukan. Karena kata Al-Ihsan ada di dalam Hadits. (Praktik Tasawuf yang dilakukan Sufi dianggap bid’ah karena kata Tasawuf tidak ada di dalam Al-Qur’an atau Hadits). Al-Ihsan, bukan Tasawuf (Ini hanya masalah nama sedangkan praktiknya sama tapi kata Al-Ihsan ada di dalam Al-Qur’an dan Hadits jadi bukan bid’ah). Itulah jantung-hatinya Islam. Maka, sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya. Lihat Dia dengan hati Anda. (Rasakan kehadiran-Nya dengan hati anda). Jadi, kita harus mengikuti jalan spiritual untuk mendapatkan 'Nur' di dalam hati agar bisa melihat. (Hati nurani bisa merasakan dan memahami mana yang benar dan mana yang salah atau melihat petunjuk melalui mimpi).
Mari kita akhiri dengan Hadits ini, yang guru saya Maulana Muhammad Fazlur Rahman Ansari (rahimahullah) sangat suka mengutipnya. Dan inilah ke mana Ulama Islam harus bergerak. Nabi (saw) bersabda, Hadits ini ada dalam kitab Sunan Tirmidzi: Perhatikan ilmu batin spiritual intuitif (firasat) orang Mukmin karena saat dia melihat, dia melihat dengan Nur Allah.
Kita berdoa, semoga kini kita mempunyai kesungguhan di dalam hati kita, hasrat yang kuat di dalam hati kita. Saudara dan saudari sekalian, untuk mengikuti jalan Khidr (as), semoga kita diberkahi dengan ilmu pengetahuan yang turun kepada kita seperti aliran sungai dari atas.
Sesi Tanya Jawab :
1. Nabi Muhammad SAW meramalkan bahwa akan tiba masa, akan tiba masa ketika Ulama Islam menjadi orang-orang terburuk di bawah langit. Ini adalah Hadits, Nabi yang menyebutkan. Bagaimana kita bisa mengenali jika kita hidup pada Akhir Zaman? Bagaimana kita bisa mengenali Ulama yang sebenarnya? Bukan yang menjadi orang-orang terburuk di bawah langit tetapi Ulama yang sebenarnya.
Sederhana saja. Anda akan mendapati mereka adalah orang-orang yang baik, penuh kasih sayang, rendah hati, dan pemaaf. Tidak sombong, tidak. Bukan dengan banyak gelar di depan namanya dan banyak gelar di belakang namanya,bukan. Anda akan mendapati mereka adalah yang ditinggikan secara spiritual, ditinggikan secara spiritual.
Dan Anda akan mendapati mereka adalah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan sehingga mereka punya kemampuan untuk menanggapi dunia yang mereka tinggali pada masa kini, bukan dunia masa lalu. Mereka bisa memahami dan mendalami kenyataan dunia masa kini. Dan mereka punya kemampuan untuk menanggapinya dengan tepat. Mereka adalah orang-orang seperti Khidr (as). Cari mereka...! Saat Anda menemukan mereka maka ikuti mereka.
2. Apa tanda pasukan dengan Bendera Hitam?
Ada sebagian yang membantah status Hadits ini, mengatakan itu lemah. Tapi buktinya jelas, itulah satu-satunya daerah di wilayah Islam yang tidak menjadi koloni dan tidak meniru Barat. Orang-orang di Afganistan tidak memakai jas hitam dan dasi, ha...Tidak. Warga Afganistan memakai pakaian asli bangsa mereka sendiri. Dan mereka memelihara jenggot. Washington tidak berhasil membuat warga Afganistan mencukur jenggotnya kecuali, tentu saja, Karzai. Jadi, bagian dunia itu tidak pernah menjadi koloni Barat, tidak.
Ada sebagian yang membantah status Hadits ini, mengatakan itu lemah. Tapi buktinya jelas, itulah satu-satunya daerah di wilayah Islam yang tidak menjadi koloni dan tidak meniru Barat. Orang-orang di Afganistan tidak memakai jas hitam dan dasi, ha...Tidak. Warga Afganistan memakai pakaian asli bangsa mereka sendiri. Dan mereka memelihara jenggot. Washington tidak berhasil membuat warga Afganistan mencukur jenggotnya kecuali, tentu saja, Karzai. Jadi, bagian dunia itu tidak pernah menjadi koloni Barat, tidak.
Dan itulah bagian dunia yang berhasil melawan agresi militer Inggris 100 tahun lalu. Berhasil melawan Uni Soviet yang menyerang Afganistan selama 12 tahun dan bisa mengalahkannya. Dan berhasil melawan NATO, dalam 10 tahun terakhir, kekuatan militer terhebat di dunia. Jadi, jangan remehkan orang-orang Afganistan, jangan. Mereka telah melakukan hal yang tidak ada orang lain mampu lakukan di wilayah Islam. Itulah bagian dunia di mana pasukan Muslim akan muncul. Itu dilambangkan dengan Bendera Hitam. Kami mengartikan Bendera Hitam sebagai perlawanan Islam otentik terhadap penindasan.
Di Khurasan, itulah Bendera Hitam. Jangan coba mengurungnya di dalam suatu jenis konteks sektarian, jangan. Padahal Afganistan berjuang dengan ikhlas, dengan nama Allah untuk menghalau penindas adalah perjuangan Islam otentik. Jihad itu sudah dimulai. Bendera Hitam sudah dimulai. Kita tidak butuh fatwa apa pun. Tidak ada... tidak seorang pun... tidak ada yang bisa menghentikannya. Tidak Obama, tidak Romney, tidak ada yang bisa menghentikan Jihad itu. Hingga pada akhirnya, mungkin 10-20 tahun dari sekarang, mereka membebaskan setiap daerah di jalur lurus sampai mereka mencapai Aelia. Kata Jerusalem tidak ada di dalam Al-Qur'an, tidak. Baitul Maqdis adalah kata kita, dalam bahasa Arab, bukan Jerusalem. Dan Aelia adalah kata dalam bahasa Romawi.
Jadi, pasukan itu akan membebaskan Jerusalem. Dan pada saat itu tidak akan ada saham perdamaian di Madrid atau saham perdamaian di Detroit. Dia (saw) bersabda: Kalian pasti akan memerangi kaum Yahudi dan kalian pasti akan mengalahkan mereka. Ini adalah Sahih Bukhari. Pada saat itu bahkan batu akan berbicara: Ada orang Yahudi di balakangku. Bukan semua Yahudi, itu pendapat ulama yang malas. Bukan semua Yahudi. Hanya kaum Yahudi yang menjadi penindas karena ada kaum Yahudi yang berdiri bersama kita, berdampingan bersama kita.
Ada yang menghubungi saya lewat Skype dari London, sudah tiga kali. Seorang Yahudi mewawancarai saya, Oke, lewat Skype. “Ada orang Yahudi dibelakangku maka datang dan bunuhlah dia”. Berbicara tentang kaum Yahudi yang menjadi penindas.
3. Apakah kita boleh melakukan jual beli dengan musuh?
Jika kalian berperang melawan suatu kaum, Apakah Islam mengizinkan atau melarang jual-beli dengan musuh?. Agama kita yang indah ini, tidak pernah sekalipun menggunakan perdagangan sebagai senjata, tidak pernah. Musuh menggunakannya tapi kita tidak pernah menggunakannya. Jadi, kita bukanlah umat yang secara memalukan menjatuhkan sanksi ekonomi. Itu Zionis. Sanksi ekonomi terhadap Iran. Sanksi ekonomi terhadap Irak. Itu bukan Islam. Kita tidak menjatuhkan sanksi ekonomi kepada siapa pun. Kita tidak melancarkan perang keuangan dan perang ekonomi terhadap siapa pun. Kita tidak pernah menggunakan perdagangan sebagai senjata, tidak dalam Islam. Umat Muslim boleh melakukan jual-beli dengan siapa pun, siapa pun. Bagaimana pun, jika kita berperang dengan suatu kaum, tidak boleh menggunakan perdagangan sebagai senjata perang. Terima kasih.
Jika kalian berperang melawan suatu kaum, Apakah Islam mengizinkan atau melarang jual-beli dengan musuh?. Agama kita yang indah ini, tidak pernah sekalipun menggunakan perdagangan sebagai senjata, tidak pernah. Musuh menggunakannya tapi kita tidak pernah menggunakannya. Jadi, kita bukanlah umat yang secara memalukan menjatuhkan sanksi ekonomi. Itu Zionis. Sanksi ekonomi terhadap Iran. Sanksi ekonomi terhadap Irak. Itu bukan Islam. Kita tidak menjatuhkan sanksi ekonomi kepada siapa pun. Kita tidak melancarkan perang keuangan dan perang ekonomi terhadap siapa pun. Kita tidak pernah menggunakan perdagangan sebagai senjata, tidak dalam Islam. Umat Muslim boleh melakukan jual-beli dengan siapa pun, siapa pun. Bagaimana pun, jika kita berperang dengan suatu kaum, tidak boleh menggunakan perdagangan sebagai senjata perang. Terima kasih.
Sumber : Internet
No comments :
Post a Comment